Pages

Saturday, June 25, 2011

Masa Kecilku

Melihat anak- anak kecil didepan rumah yang lagi kejar-kejaran, mengingatkanku saat waktu kecilku.Masa kecilku yang begitu tomboy dan imajinasiku yang sangat konyol. Bagaimana gak aku disebut anak tomboy ??? Mulai dari pakaian, jarang sekali bahkan tidak pernah aku memakai yang namanya rok dan seringnya gambar di bajuku kebanyakan tokoh anak cowok . Mungkin karena kakakku cowok sehingga pakaiannya menurun ke aku ya pakaian cowok seperti rompi + celana TNI, kaos bergambar Baja Hitam dan sebagainya. Mungkin juga karena ibukku malas mencuci rok sebab jika aku memakai rok tak mungkin dielakkan lagi rok itu pasti kotor terkena lumpur, pasir. Mungkin juga karena sekeliling rumah yang umurnya sama dengan aku anak cowok. Sering aku ngamuk gara- gara pingin pakaian tetangga yang terbilang pakaian cowok sehinggga koleksi bajuku kebanyakan pakaian cowok. Namun aku juga bingung sendiri kenapa aku malah merasa enjoy dan suka dengan pakaian anak- anak cowok.

Mainan, aku juga boleh dikatakan tak mau kalah dengan anak laki- laki. Umumnya anak perempuan bermain dengan barbei, masak-masakan, boneka dan semua hal yang keperempuan- keperempuan gituh. Namun itu berlawanan dengan mainan waktu kecilku, aku lebih suka bermain pistol-pistolan, robot dan mobil- mobilan. Pernah sekali aku merengak dibelikan pistol- pistolan seperti punya tetangga yang jika digunakan menembak maka keluar nanti bunyi yang aneh- aneh (menurutku sekarang ) seperti suara ambulans, tembakan yang jarak tempuhnya jauh dan lama. Boneka??? mainan yang sangat disukai anak- anak , namun aku tidak, malah ketakutan bila didekatkan atau melihat boneka dan jika tidak segera dijauhkan aku bisa menangis. Mainan yang sangat membuat aku enjoy pada waktu kecil adalah ayunan yang dibuat sendiri oleh ibuku yang berbahan bambu, kayu dan karet bekas ban motor. Ayunan membuat daya tarik tersendiri temen-temenku bermain ke rumahku maklumlah ayunan itu dipasang di depan rumah. Selain ayunan, bermain pasir juga kegemaranku. Pasir itu sisa bahan untuk membangun rumah (pasir yang hitam itu), jika sudah bermain pasir, maka semua bajuku kotor dan pasir- pasir itu sampai kemana- mana.

Satu hal yang amat aneh adalah jika aku memiliki mainan itu kebanyakan tidak akan bertahan lama. Keingin tahuanku terhadap isi dan bagian mainan sangat besar dan jika dipikir- pikir itu sangat konyol. Aku sering sekali memutar sekrup untuk mebuka mainanku. Jika sudah terbuka maka akan aku lepasi satu- persatu penyusun mainan itu. Akhir- akhirnya aku bingung sendiri memperbaiki mainan itu dan lebih sering aku tinggalkan untuk bermain pasir diluar dan mainan itu dibiarkan terlepas- lepas. Jika bapak atau kakakku pulang mungkin akan dipasang lagi seperti semula namun jika gagal, mainan itu dibiarkan dan hanya dimasukkan tempat mainan dan tak akan termainkan lagi.

Saat bermain imajinasiku juga konyol abis. Apalagi saat cuman bermain sendiri. Aku sering membuat tokoh dan teman khayalan yang namanya gak pernah ganti dan cuman itu- itu terus sampai ibuk dan kakakku hafal. Tokoh itu aku buat dengan nama yang sangat konyol dan gak jelas gituh. Namun aku sekarang sudah lupa dengan nama tokoh dan teman khayalanku itu dan yang masih ingat adalah kakak dan ibukku.

No comments:

Post a Comment